Masa perjuangan kemerdekaan hingga Permesta

Seiring dengan berjalannya waktu, penduduk kota Tomohon mulai berkembang karena pendatang yang luarbiasanya datang dari Eropa, Cina, Arab dan Jepang.  Orang Jepang yang berdagang di Tomohon, ternyata melakukan kegiatan spionase untuk merintis jalan pendudukan tentara Jepang pra Perang dunia II.

Tomohon dijadikan basis militer pasukan Kagayagi Butay. Mayjen Endokaka dan Jendral Anami dari Kaygun pernah bermarkas di kota ini. Banyak pabrik, bengkel, gudang-gudang, rumah sakit, untuk kebutuhan militer Jepang ditempatkan di Tomohon. Bahkan konsentrasi wanita penghibur yaitu Yugun Ianfu diadakan Jepang juga di Tomohon.

Sesudah Jepang ditundukkan bom atom sekutu AS pada Agustus 1945, Tomohon sejenak dimasuki pasukan Australia yang datang menawan tentara Jepang. Kemudian wilayah ini kembali dikuasai Belanda dengan menjadikan Tomohon sebagai tempat perekrutan tentara KNIL. Sementara itu pejuang kemerdekaan RI seperti LRRI dan PPI, juga bersarang di Tomohon. Peristiwa penurunan Bendera Belanda, sempat terjadi di Tomohon pada tahun 1946.

Kongres Rakyat di Tomohon Tahun 1946.


Sebagai hasil perundingan antara pihak delegasi Indonesia dan delegasi sekutu pada tanggal 24 Februari 1946 diatas geladak kapal SS El Libertador, maka diadakanlah Referendum pada tanggal 25 Februari 1946 di Gedung Balai pertemuan Kristen Tomohon. Acara ini dilaksanakan untuk mendengar aspirasi rakyat Minahasa-Sulawesi Utara, apakahmasih setia kepada pemerintah Republik Indonesia atau kembali dijajah oleh Pemerintah Belanda.

Kongres Rakyat ini dipimpin oleh Residen BW Lapian dan dihadiri oleh wakil-wakil dari daerah seperti Raja Bolaang Mangondow, Kepala Daerah Gorontalo, Tokoh-Tokoh Republik, hulubalang distrik, hulubalang besar dan para staf pemerintahan serta wakil pemuda mendampingi residen BW Lapian sebagai pimpinan kongres adalah Hukum Besar Lasut.

Dengan semangat yang berapi-api, para pemuda Indonesia dan semua yang hadir memberikan dukungan kepada kongres tidak melakukan perundingan dengan pihak Belanda.

Di Tomohon, sejarah mencatat pada tanggal 25 Februari 1946 rakyat Indonesia telah mengadakan kongres dengan hasil keputusan bulat menolak kekuasaan pemerintah Belanda.

Letnan Kolonel Ventje Sumual Saat Memproklamirkan Permesta (Makassar, 2-3-1957)
Masa pergolakan Permesta
Pada masa pergolakan Permesta di tahun 1957-1961, Tomohon menjadi pusat konsentrasi pasukan Permesta, kedudukan Markas Sektor III KDM-SUT, pimpinan Mayor Edi Mongdong, kemudian dibebaskan TNI dan diduduki Yon 501 dari Divisi Brawijaya.

Cat: Diolah dari berbagai sumber

Artikel/video lain tentang Tomohon;

- Masa orde baru hingga kini 

- Sejarah Tomohon 

Komentar

Top 5 artikel

Asal usul nama cap Tikus

Cap Tikus, Minuman tradisional dari Minahasa

Pasar tradisional Tomohon, EKSTRIM!

Daftar kelurahan/desa di kota Tomohon

5 tempat wisata populer di Tomohon