Postingan

Menampilkan postingan dengan label sejarah Tomohon

Masa Orde baru hingga kini

Di masa orde baru kota Tomohon menjadi terkenal ke mancanegara, karena penyelenggaraan Kongres PGI tahun 1980, dan berbagai event bertaraf nasional dan internasional lainnya yang sempat digelar di Auditorium Bukit Inspirasi Tomohon. Perkembangan peradaban dan dinamika penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan dari tahun ke tahun menjadikan Tomohon sebagai salah satu ibukota kecamatan di Kabupaten Minahasa. Masa Reformasi Dekade awal tahun 2000-an masyarakat di beberapa bagian wilayah kabupaten Minahasa melahirkan inspirasi dan aspirasi kecenderungan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal untuk melakukan pemekaran daerah. 

Masa perjuangan kemerdekaan hingga Permesta

Gambar
Seiring dengan berjalannya waktu, penduduk kota Tomohon mulai berkembang karena pendatang yang luarbiasanya datang dari Eropa, Cina, Arab dan Jepang.   Orang Jepang yang berdagang di Tomohon, ternyata melakukan kegiatan spionase untuk merintis jalan pendudukan tentara Jepang pra Perang dunia II. Tomohon dijadikan basis militer pasukan Kagayagi Butay. Mayjen Endokaka dan Jendral Anami dari Kaygun pernah bermarkas di kota ini. Banyak pabrik, bengkel, gudang-gudang, rumah sakit, untuk kebutuhan militer Jepang ditempatkan di Tomohon. Bahkan konsentrasi wanita penghibur yaitu Yugun Ianfu diadakan Jepang juga di Tomohon. Sesudah Jepang ditundukkan bom atom sekutu AS pada Agustus 1945, Tomohon sejenak dimasuki pasukan Australia yang datang menawan tentara Jepang. Kemudian wilayah ini kembali dikuasai Belanda dengan menjadikan Tomohon sebagai tempat perekrutan tentara KNIL. Sementara itu pejuang kemerdekaan RI seperti LRRI dan PPI, juga bersarang di Tomohon. Peristiwa penurunan Bendera

Sejarah Tomohon

Gambar
Tomohon dilihat dari RS. Gunung Maria (1924) Berdasarkan pada beberapa catatan dari penginjil dan penjelajah/ilmuwan, keberadaan Tomohon ternyata telah dituliskan dalam buku karya mereka, diantaranya pada tanggal 14 January 1864 di kapal Queen Elisabeth, Pendeta Nicolas Graafland, mencatat dalam buku etnografisnya tentang Tomohon yang dikunjunginya sekitar tahun 1850.  Secara rinci, Ia mencatat   jumlah penduduk yang ada di kampung-kampung , seperti Talete, Kamasi, Kolongan, Paslaten, dan sebagainya.  Berdasarkan catatan itu dapat dilihat bahwa warga Tomohon masih sangat sedikit pada masa itu. Alfred Russel Wallace Tahun 1859, Seorang Antropolog, penjelajah dan ahli biologi bernama Alfred Russel Wallace yang berasal dari Inggris, dalam bukunya menyebutkan Tomohon sebagai tempat kediaman Hukum Besar dan Hukum Kedua yang waktu itu adalah wilayah Distrik dan Onderdistrik membawahi beberapa Onderdistrik yang sekarang disebut kecamatan. Sejak abad 18, Tomohon tela