Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

250 juta cair untuk Gereja Maranatha Paslaten

Gambar
Gedung gereja Maranatha Paslaten Minggu, 19 Oktober 2014, Satu ruas jalan utama di depan gereja Maranatha Paslaten ditutup dan kendaraan dialihkan ke jalan lain. Penutupan jalan dilakukan sementara karena didirikan tenda –tenda untuk merayakan puncak acara HUT ke-66  gereja Maranatha Paslaten  yang dirangkaikan dengan beberapa acara lainnya, diantaranya pembubaran panitia sidang Majelis Sinode GMIM ke-77. Diawali dengan pentahbisan rumah pastori 4 di belakang gedung gereja yang berlangsung mulai pukul 08;30, oleh wakil sekretaris BPMS GMIM Pdt. Richard J.M Mengko, M.teol. Turut serta dalam pentahbisan tersebut adalah walikota kota Tomohon Jimmy F. Eman SE. Ak selaku ketua panitia, Pdt. V.G.C Pangkey-Ngantung, Sth, S.sos selaku ketua jemaat, para pendeta pelayan, guru agama, majelis jemaat, tukang, dan beberapa tim kerja yang ada. Dilanjutkan Pukul 9;00, baik di dalam maupun diluar gedung gereja  telah dipenuhi oleh jemaat dan tamu yang telah berdatangan sejak pukul 08;00

Minawerot, tuan rumah HUT ke-52 PKB GMIM

Gambar
Gereja Eben Haezer Treman Minawerot Jumat, 17 Oktober 2014, Minawerot di kabupaten Minahasa Utara dibanjiri oleh ribuan anggota Pria KaumBapa (PKB) untuk merayakan HUT PKB GMIM ke- 52. Serangkaian acara pembukaan di lapangan Tumaluntung seperti ibadah dalam bahasa Tonsea, alat musik kolintang, tari-tarian daerah dan dekorasi buah ditonjolkan oleh panitia untuk mendukung pelestarian budaya dan kekayaan daerahnya. Berbagai perlombaan dibidang kesenian, olah raga, CCA dan kegiatan penghijauan adalah agenda utama dari perayaan HUT . Sebagai khadim dalam ibadah adalah   Wakil Ketua Bidang Ajaran Pembinaan dan Penggembalaan BPMS GMIM , Pdt Pdt (Cand) Dr. Arthur Rumengan, M.Th. Para pejabat pemerintahan baik propinsi  dan kabupaten yang turut hadir dalam ibadah tersebut antara lain wakil gubernur Sulut Pnt. DR. Djouhari Kansil, MPd, Bupati Minahasa Utara sebagai tuan rumah Sompie Singal dan Walikota kota Tomohon Jimmy F. EmanSe.Ak yang juga ikut dalam perlombaan sebagai anggo

Asal usul nama cap Tikus

Gambar
Kaos "Tjap tikus" Mau? x Ternyata sekalipun penikmat "cap tikus" sangat banyak tapi asal muasal namanya belum banyak yang tahu. Dari penelusuran penulis, ada tiga versi tentang asal usul nama minuman alkohol cap tikus ini. Pertama Istilah “cap tikus” muncul ketika pasukan marinir Belanda mulai ditempatkan di Manado menjelang tahun 1900. Karena mereka kekurangan minuman keras dari Eropa seperti Bols, Jenever, maka pedagang Cina-Manado membeli minuman sopi dari penduduk lalu dijual dalam botol dengan gambar merek seekor tikus, disebut cap tikus.[1] Ke dua Dikisahkan pada suatu waktu, waranei pasukan rakyat Tondano-Toulimambot suku Tondano dari pos Papakelan sedang berpatroli mengawal pantai Timur Minahasa . Mereka kemudian tergoda untuk berburu anoa hingga merasa lelah dan kehausan. Saat beristirahat disebuah pohon, ada tetesan cairan dari atas pohon yang mengenai rambut kepala dan mengalir ke bibir para waranei tersebut. Rasa cairan itu manis

Cap Tikus, Minuman tradisional dari Minahasa

Gambar
pedagang keliling tuak dan prajurit pribumi     karya  Auguste van Pers  (1854). Cap tikus   adalah sebutan populer di Minahasa Sulut untuk minuman tradisional yang mengandung alkohol tinggi berkisar 40 persen. Namun nama yang sebenarnya adalah Sopi. Bahan dasar pembuatannya berasal dari air sadapan yang menetes dari pohon enau, yang oleh masyarakat Minahasa dikenal sebagai pohon a kel atau seho. Secara umum pohon ini disebut pohon aren yang sebutan ilmiahnya Arenga pinnata   [1] atau sinonimnya Arenga saccharifera Proses pembuatan Pertama, ujung tandan bunga pohon aren akan dimemarkan dengan dipukul-pukul selama beberapa hari menggunakan sepotong kayu hingga keluar cairan. Ujung tandan kemudian dipotong dan digantungkan sebatang bambu untuk menampung tetesan airnya.   Air yang ditampung ini disebut air nira , berwarna jernih tapi agak keruh dan rasanya sangat manis. Pengambilan air ini biasanya dua kali sehari, yakni pagi dan sore. Aktifitas menyadap pohon

Perayaan HUT ke-66 di GMIM Maranatha Paslaten

Gambar
Beberapa bulan terakhir, masyarakat kota Tomohon , khususnya umat Katolik dan Protestan benar-benar sibuk dengan berbagai kegiatan perayaan dan lomba paduan suara gerejawi. Mulai dari antar kolom, wilayah hingga tingkat Sinode. Salah satunya adalah gereja GMIM Maranatha Paslaten.  Sesuai dengan program panitia aksi dana dan HUT yang ke-66 yang diketuai oleh Walikota Tomohon, Jimmy Feidy Eman SE,Ak, panitia melaksanakan lomba paduan suara dan duet antar kolom kemarin (10/10/2014). Kegiatan yang berlangsung dari sore hingga pukul 1;30 dini hari(11/10/2014) tersebut diikuti oleh semua kolom yang berjumlah 29. Acara ini berlangsung sangat meriah karena mendapat dukungan dari banyak pihak dan anggota jemaat. Dalam memeriahkan HUT ke-66 ini, panitia mengadakan banyak perlombaan, diantaranya untuk anak sekolah Minggu ada lomba nyanyi solo (idol), bercerita alkitab, fashion show. Kemudian berbagai lomba olah raga seperti bola voli, bulu tangkis, gerak jalan, tenis meja, sedangkan un

Bulan Menjadi Darah

Gambar
" Matahari akan berubah menjadi gelap gulita   dan Bulan menjadi darah sebelum  datangnya hari  TUHAN yang hebat dan dahsyat itu (Yoel 2;31) <= previous   next  => Keterangan gambar; Foto ini diambil saat gerhana bulan tanggal 08 Oktober 2014, jam 07;31 malam di kelurahan  Paslaten  kota  Tomohon . Proses gerhana bulan merah darah atau yang lagi popular disebut “Blood Moon” terjadi karena disaat gerhana bulan total yang seharusnya purnama, bumi menghalangi bulan dan saat itu atmosfer bumi membiaskan cahaya matahari sehingga bulan terlihat merah darah. Tahun 2014, Blood Moon eclipse terjadi beberapa kali, pertama di malam tanggal 14 – 15 April kemudian tanggal 7-8 Oktober. baca artikel tentang Asal muasal istilah “BloodMoon” If you like this article, please share! AYO BANTU PROMOSI KOTA TOMOHON  MENJADI TUJUAN  WISATA FAVORIT  DI INDONESIA

"Blood Moon" di langit kota Tomohon

Gambar
Blood Moon dilihat dari kota Tomohon (7;31pm, 8 Oktober 2014) Tadi malam, tanggal 8 Oktober 2014, banyak orang di beberapa belahan dunia terutama di Asia, kecuali Asia Barat, Australia, Amerika dan Samudra Pasifik memperhatikan langit dengan mempersiapkan handphone, video ataupun kameranya untuk mengabadikan suatu fenomena alam yang langka, yaitu gerhana bulan.  Berbeda dengan gerhana bulan pada waktu – waktu sebelumnya yang berwarna putih, kali ini gerhana bulan berwarna merah darah, bahkan lewat jejaring social dan media massa, muncul istilah popular “blood moon”.   Kota Tomohon yang masuk di wilayah Indonesia Timur, termasuk daerah yang sangat beruntung karena “blood moon” dan seluruh tahapan gerhananya dapat dilihat dengan jelas dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.  Update status dan foto bulan berdarah inipun menjadi trending topic di facebook dan tweeter. Selain gerhana bulan, ternyata ada lagi fenomana alam lain berupa munculnya planet Uranus di sisi bulan