The real warriors "Kabasaran" kota Tomohon, absen di karnaval Kemerdekaan Bandung, Mengapa?


Penari tari perang kabasaran di TIFF kota Tomohon
tari perang kabasaran
Tari Kabasaran akhir - akhir ini semakin populer saja. Ketika sekolah - sekolah mulai berlomba menunjukkan perannya dalam melestarikan seni dan budaya daerah ini dalam berbagai kegiatan pawai yang setahun bisa beberapa kali diadakan.
Tarian ini bisa terjaga kelestariannya karena komitmen dari para kabasaran yang tetap konsisten menjaga dan mewariskannya kepada generasi muda sekarang ini.

Ketika kegiatan di kota Tomohon, pemerintah dan masyarakat selalu menantikan dan mengharapkankan partisipasi para Kabasaran ini. Mulai dari anak - anak hingga orang dewasa. Bahkan kaum hawapun sekarang tidak mau ketinggalan. Keikutsertaan para "Tombarian" muda dan tuapun, sebutan untuk kaum perempuan ini semakin memeriahkan suasana. Tapi sayang, sepertinya keberadaan mereka belum benar-benar ditempatkan sebagaimana mestinya oleh pemerintah kota Tomohon.

Ketika even nasional, seperti kegiatan "Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan (26/08/2017) di Bandung yang mewakili kota Tomohon bukan para seniman sesungguhnya tapi para Kabasaran dadakan yang notabene adalah para pejabat dan orang dekat pemerintah kota Tomohon.

Keterlibatan para Kabasaran dadakan ini tidak salah malahan baik dan patut diapresiasi apalagi dipimpin langsung oleh walikota kota Tomohon, dan sebagai warga masyarakat patut berbangga atas keikut sertaan pemkot kota Tomohon.

Namun bukan pada waktu dan tempatnya mereka harus tampil tanpa pendamping "the real warrior of Kabasaran" di even berskala nasional. Karena inilah kesempatan mempromosikan dan menunjukkan aset daerah kota Tomohon dengan yang asli atau original.
Penari perempuan kabasaran disebut tombarian
Tombarian
Tentu ini sangat disayangkan karena masyarakat atau penonton karnaval yang belum mengenal tarian ini akan berpendapat bahwa memang begitulah penampilan para Kabasaran. Mereka garang, bersemangat penuh pekikan dan mampu memberikan unsur kejutan sebagai bagian dari keunikan seni tari perang ini. Tapi tentu saja bagi mereka yang sudah sering melihat pasti bisa membedakan mana yang KW dan mana yang original.

Tulisan ini, bukan bertujuan menyudutkan pemerintah di bawah kepemimpinan Walikota Bpk. Jimmy Feidy Eman SE, AK, melainkan suatu kritik dan saran agar kedepan sebaiknya turut melibatkan orang yang memang ahli atau berprofesi sesuai bidangnya, sehingga tujuan menjadikan kota Tomohon sebagai kota wisata benar-benar dapat tercapai. Terkecuali ada beberapa pertimbangan dari pemerintah kota, sehingga tidak melibatkan para seniman Kabasaran ini.

"Untuk melestarikan seni dan budaya daerah, dapat kita mulai dengan menempatkan mereka yang telah mengabdikan diri sebagai seniman budaya diwaktu dan tempat yang semestinya. Bagi para seniman itulah penghargaan tertinggi".

The right man in the right place. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menghargai para penjaga warisan leluhur ini? I yayat u Santi!

Yang belum tahu Bagaimana Kabasaran, silahkan tonton video dibawah ini
Baca artikel lain;

Belum tau apa itu tari kabasaran? baca ini
Asal usul nama cap tikus


Mau tahu bahan dan cara buat cap tikus?
Penyebab G. Klabat jadi yang tertinggi di Minahasa


If you like this, please share!
Ayo bantu promosi kota Tomohon
menjadi "Tujuan Wisata Favorit" di Indonesia 

Komentar

Top 5 artikel

Asal usul nama cap Tikus

Cap Tikus, Minuman tradisional dari Minahasa

Pasar tradisional Tomohon, EKSTRIM!

Daftar kelurahan/desa di kota Tomohon

5 tempat wisata populer di Tomohon